Pengertian sistem Digital dan Cara kerja sistem ADC pada rangkaian Elektronika

BAB I
PENDAHULUAN

  A. LATAR BELAKANG

Saat ini hampir seluruh bidang kehidupan manusia telah melibatkan perangkat lunak. Hampir seluruh perangkat yang digunakan manusia melengkapi pemproses. Perangkat seperti : Kapal Laut, Pesawat, mesin cuci, mesin AC, mobil mewah dan sebagainya telah menjadi cerdas karena keberadaan program yang di tanam dalamnya. Manusia telah mempersiapkan perluasan penggunaan perangkat penggunaan perangkat lunak di semua perangkat yang di pakai.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di bidang Sistem Digital saat ini telah begitu pesat, sehingga menempatkan suatu bangsa pada kedudukan sejauh mana bangsa tersebut maju didasarkan atas seberapa jauh bangsa itu menguasai bidang tersebut di atas. Adapun beberapa Sistem Digital yang harus kita ketahui dan berbagai Implementasi di dunia Otomitif harus menjadi tolak ukur dalam kehidupan kita sehari hari.
Adapun bahwa kita memiliki sistem digital dan sistem analog Sebagai mahasiswa kita memiliki sebuah Apresiasi bahwa dengan adanya kemajuan dibidang tersebut kita dapat memahami yang menjadi kelebihan dan kekuranganya.

  B. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa iu sistem digital
2.      Bagaimana rangkaian ADC itu


  C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      
Menjelaskan pengertian kelebihan dan kerurangan Sistem Digital
2.      Menjelaskan proses dan prinsip Rangaian ADC
3.      Menjelaskan karakteristik dan prinsip kerja Rangkaian ADC




BAB II
PEMBAHASAN

  A. PENGERTIAN SISTEM DIGITAL

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelasaikan suatu sasaran tertentu. Sistem digital adalah sistem elektronika yang setiap rangkaian penyusunnya malakukan pengolahan sinyal diskrit.

Sistem digital terdiri dari beberapa rangkaian digital / logika, komponen elektronika, dan elemen gerbang logika untuk pengalihan tenaga/energi.Sistem digital merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengukur suatu nilai yang bersifat tetap dan tidak teratur dalam bentuk diskrit berupa digit-digit atau angka-angka, contohnya bilangan integer dan pecahan. Kita mengenal yang namanya rangkaian digital. Ini berbeda dengan sistem digital dan bedanya terdapat pada ;

Rangkaian Digital :

v  Bagian-bagiannya terdiri atas beberapa gerbang logika
v  Outputnya merupakan pemrosesan sinyal digital
v  Input dan Output barupa sinyal digital
Sistem Digital :
v  Bagian-bagiannya terdiri atas beberapa rangkaian Digital
v  Outputnya merupakan fungsi pengalihan tenaga
v  Input dan Outpunya merupakan Suatu tenaga atau energi

1.      Kelebihan dan kekurangan Sistem Digital

a.       Kelebihan sistem digital

v  Teknologi digital menawarkan biaya lebih rendah, keandalan (reability) lebih baik, pemakain ruang yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah.
v  Teknologi digital membuat kualitas komunikasi tidak tergantung pada jarak.
v  Teknologi digital lebih bergantung pada noise.
v  Jaringan digital ideal untuk komunikasi data yang semakin berkembang.
v  Teknologi digital memungkinkan pengenalan layanan-layanan baru.
v  Teknologi digital menyediakan kapasitastransmisi yang besar.
v  Teknologi digital menawarkan fleksibilitas.

b.      Kekurangan sistem digital

v  Tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya karna hampir semua kuantit dalam bentuk analog.
v  Memerlukan satu dan kedua duanya penukar untuk memproses isyarat dalam bentuk analog dan digital. Hal ini akan merumitkan reka bentuk dari sistem.



                                             gambar perbedaan sistem analog

B.     Rangkaian ADC (Analog to Digital Converter)


Gambar  Rangkaian ADC

Rangkaian ADC adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital, dalam artian sinyal yang awalnya tidak bisa ditentukan nilai numeriknya menjadi sinyal yang mempunyai sifat numerik. Sebenarnya saat ini sudah banyak sekali IC yang dibuat khusus untuk kegunaan fungsi ADC, bahkan ada yang sudah terintegrasi dengan IC Microcontroller yang pasti mendukung aplikasi rangkaian yang lebih kompleks. Tetapi dengan contoh rangkaian ADC di atas setidaknya kita dapat memahami prinsip kerja dari rangkaian ADC sesungguhnya.

            Sebenarnya prinsip dasar ADC muncul dari pemikiran bahwa sinyal analog yang mempunyai jangka amplitude dari 0 volt sampai dengan tegangan puncak bisa dibagi rata menjadi beberapa potongan atau bagian yang nantinya setiap bagian potongan tersebut mewakili satu angka numerik atau digital.

            Jadi dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa semakin rapat range pembagian yang digunakan pada rangkaian ADC maka keluaran yang didapatkan akan semakin bagus dan mendekati sempurna. Sehingga dengan begitu kemungkinan pembalikan kembali sinyal keluaran menjadi sinyal analog akan lebih bisa dilakukan. Tetapi semuanya tergantung dari aplikasi dan kegunaan rangkaian ADC tersebut, bisa saja penggunaan range yang lebih rapat akan menjadi sia-sia jika aplikasi rangkaian tersebut hanya menuntut kegunaan yang lebih sederhana

1.      Proses pada  ADC

Ada tiga yang terjadi pada ADC yaitu :

a.       Pencuplikan


Pencuplikan adalah proses mengambil suatu nilai pasti (diskrit) dalam suatu data kontinu dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang tetap. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat pada gambar berikut :

Semakin besar frekuensi pen-cuplik-an, berarti semakin banyak data diskrit yang didapatkan, maka semakin cepat ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.

b.      Pengkuantisasian

Pengkuantisasian adalah proses pengelompokan data diskrit yang didapatkan pada proses pertama ke dalam kelompok-kelompok data. Kuantisasi, dalam matematika dan pemrosesan sinyal digital, adalah proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan.

Semakin banyak kelompok-kelompok dalam proses kuantisasi, berarti semakin kecil selisih data diskrit yang didapatkan dari data analog, maka semakin teliti ADC tersebut memproses suatu data analog menjadi data digital.

c.       Pengkodean

Pengkodean adalah meng-kode-kan data hasil kuantisasi ke dalam bentuk digital (0/1) atau dalam suatu nilai biner

Dengan: X1 = 11, X2 = 11, X3 = 10, X4 = 01, X5 = 01, X6 = 10.

Secara matematis, proses ADC dapat dinyatakan dalam persamaan:

Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital

            Dengan Vref adalah jenjang tiap kelompok dalam proses kuantisasi,kemudian  maksimal data digital berkaitan proses ke-3 (peng-kode-an). Sedangkan proses ke-1 adalah seberapa cepat data ADC dihasilkan dalam satu kali proses.

C.    Prinsip Kerja ADC

Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.

a.       Kcecepatan Sampling ADC

Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan “seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu”. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).

Ilustrasi Kecepatan Sampling ADC

b.      Resolusi ADC

Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.

c.       Analisa Prinsip Kerja Rangakaian ADC

1.      Rangkaian adc diatas memanfaatkan rangkaian pembanding op-amp sebagai rangkaian dasar. Dimana perbedaan yang sedikit pada kedua terminal input op-amp akan menghasilkan tegangan sebesar Vdd atau Vcc op-amp. Jika tegangan pada terminal positif input lebih besar dari pada terminal negative input maka keluaran adalah 9 volt (sesuai dengan Vdd), sedangkan jika tegangan pada terminal negative input lebih besar maka tegangan keluarannya adalah 0 volt (sesuai dengan Vcc).
2.      Menggunakan 3 (tiga) buah op-amp dengan tujuan setiap satu op-amp mewakili satu jangkah pembagian tegangan input.
3.      Pada masing-masing terminal negative input op-amp mendapatkan tegangan referensi (penentuan) yang ditentukan oleh pembagian tegangan antara R1, R2, R3 dan R4.
4.      R2, R3 dan R4 sengaja dibuat dengan nilai yang sama dengan maksud supaya tegangan pada terminal negative (referensi) masing-masing op-amp membentuk jangkah atau range yang teratur.
5.      Masing-masing terminal positif input op-amp digabung dan digunakan sebagai jalur input sinyal analog. Hal ini sengaja diatur supaya posisi sinyal input analog tersebut bisa dibaca oleh masing-masing op-amp yang mana pada masing-masing terminal negative input op-amp tersebut sudah dipasang tegangan penentu.
6.      IC3 mewakili range tegangan terendah, kemudian dilanjutkan oleh IC2, IC1 mewakili range tertinggi.
  1. Tegangan pada terminal negative input IC3 adalah (R4 / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt.

8.      = (10K / 31,2K) x 9 volt = 2,89 volt.

  1. Tegangan pada terminal negative input IC2 adalah ((R3+R4) / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt = (20K / 31,2K) x 9 volt = 5.77 volt
10.  Tegangan pada terminal negative input IC1 adalah ((R2+R3+R4) / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt = (30K / 31,2K) x 9 volt = 8,65 volt
11.  Jadi dari perhitungan tegangan referensi pada terminal negative input ke-tiga op-amp tersebut adalah mempunyai delta atau jangkah tegangan 2.88 volt. Tegangan 2,88 volt ini yang saya sebut sebagai jangkah tegangan referensi atau penentu. Jadi bisa disimpulkan bahwa rangkaian diatas akan membaca sinyal input analog :
v  > 5,77 volt sd 8,65 volt sebagai angka 2
v  > 8,65 volt sebagai angka 3
v  > 5,77 volt sd 8,65 volt sebagai angka 2

12.  Rangkaian adc diatas hanya menghasilkan 2 (dua) digit keluaran, anda bisa membuat rangkaian adc dengan digit keluaran yang lebih banyak dan lebih rapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda.

 

 

D.    Jesnis-jenis ADC

a.      ADC Simultan

ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input – dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low

 



                                                           gambar ADC simultan

Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 didapatkan :
V(-)     untuk   C7       =          Vref * (13/14)             =          4,64
V(-)     untuk   C6       =          Vref * (11/14)             =          3,93
V(-)     untuk   C5       =          Vref * (9/14)               =          3,21
V(-)     untuk   C4       =          Vref * (7/14)               =          2,5
V(-)     untuk   C3       =          Vref * (5/14)               =          1,78
V(-)     untuk   C2       =          Vref * (3/14)               =          1,07
V(-)     untuk   C1       =          Vref * (1/14)              =          0,36

  



b.                                                                                                                                Counter Ramp ADC



  
Blok Diagram Counter Ramp ADC

Pada gambar diatas, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC didalamnya tedapat DAC yang diberi masukan dari counter, masukan counter dari sumber Clock dimana sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran Comparator. Comparator membandingkan antara tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC, apabila tegangan masukan yang akan dikonversi belum sama dengan tegangan keluaran dari DAC maka keluaran comparator = 1 sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan hitungan counter naik.
            Misal akan dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan mengasumsikan counter reset, sehingga keluaran pada DAC juga 0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik dari 0000 ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu keluaran Comparator = 1, karena mendapatkan kombinasi biner dari counter 0001 maka tegangan keluaran DAC naik dan dibandingkan lagi dengan tegangan masukan demikian seterusnya nilai counter naik dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga suatu saat tegangan masukan dan tegangan keluaran DAC sama yang mengakibatkan keluaran komparator = 0 dan Clock tidak dapat masuk. Nilai counter saat itulah yang merupakan hasil konversi dari analog yang dimasukkan.
Kelemahan dari counter tersebut adalah lama, karena harus melakukan trace mulai dari 0000 hingga mencapai tegangan yang sama sehingga butuh waktu.


c.       SAR (Successive Aproximation Register) ADC


 


Blok Diagram SAR ADC

Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB adalah 1 ====> 1000 0000. Apabila belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi bit ====> 10100000.
            
           Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh seperti pada timing diagram gambar 6 Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi ADC 10 volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb

Jika      D7       =          1          Vout    =5                    volt
Jika      D6       =          1          Vout    =2,5                 volt
Jika      D5       =          1          Vout    =1,25               volt
Jika      D4       =          1          Vout    =0,625             volt
Jika      D3       =          1          Vout    =0,3125           volt
Jika      D2       =          1          Vout    =0,1625           volt     
Jika      D1       =          1          Vout    =0,078125       volt
Jika      D0       =          1          Vout    =0,0390625     volt




Timing diagram urutan Trace SAR ADC

Setelah diberikan sinyal start maka konversi dimulai dengan memberikan kombinasi 1000 0000 ternyata menghasilakan tegangan 5 volt dimana masih kurang dari tegangan input 6,84 volt, kombinasi berubah menjadi 1100 0000 sehingga Vout = 7,5 volt dan ternyata lebih besar dari 6,84 sehingga kombinasi menjadi 1010 0000 tegangan Vout = 6,25 volt kombinasi naik lagi 1011 0000 demikian seterusnya hingga mencapai tegangan 6,8359 volt dan membutuhkan hanya 8 clock.
            Uraian diatas merupakan konsep dasar dari ADC (Analog to Digital Converter), untuk pengembangan atau aplikasi ADC dan ADC dalam bentuk lain akan ditulis dalam artikel berbeda dengan tujuan dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap dari ADC (Analog to Digital Converter).
d.      
   Rangkaian DAC (Digital to Analog Converter)

    DAC adalah perangkat yang digunakan untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk digital menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan). Tegangan keluaran yang dihasilkan DAC sebanding dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC. Sebuah DAC menerima informasi digital dan mentransformasikannya ke dalambentuk suatu tegangan analog. Informasi digital adalah dalam bentuk angka biner dengan jumlah digit yang pasti.


            Konverter D/A dapat mengonversi sebuah word digital ke dalam sebuah tegangan analog dengan memberikan skala output analog berharga nol ketika semua bit adalah nol dan sejumlah nilai maksimum ketika semua bit adalah satu. Angka biner sebagai angka pecahan. Aplikasi DAC banyak digunakan sebagai rangkaian pengendali (driver) yang membutuhkan input analog seperti motor AC maupun DC, tingkat kecerahan pada lampu, Pemanas (Heater) dan sebagainya. Umumnya DAC digunakan untuk mengendalikan peralatan computer

Untuk aplikasi modern hampir semua DAC berupa rangkaian terintegrasi (IC), yang diperlihatkan sebagai kotak hitam memiliki karakteristik input dan output tertentu.
            Pada dasarnya rangkaian DAC dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan besarnya pengaruh rangkaian elektronika digital dalam perkembangan dunia elektronika. Sejak ditemukannya bahan semikonduktor Silicon dan Germanium maka dengan cepat terjadi revolusi dalam hal penyederhanaan dan keakurasian suatu rangkaian elektronika. Disamping itu dengan diterapkannya rangkaian digital akan menunjang sekali dalam hal penyimpanan dan mobilitas data. Banyak sekali data-data yang sekarang bisa dioperasikan dengan komputer adalah merupakan data-data yang dikonversi dari sinyal-sinyal analog. Sebagai contoh sinyal suara ataupun video yang berbentuk analog bisa diputar dan disimpan dengan menggunakan komputer setelah sinyal-sinyal analog tersebut diubah menjadi data-data digital.
            
          Kelebihan yang dimiliki oleh data-data digital dibandingkan dengan sinyal analog adalah adanya sifat kepastian data atau logika. Data digital hanya dibedakan menjadi dua macam yaitu logika tinggi “1” dan logika rendah “0”. Logika 1 mewakili tegangan 5 volt dan logika rendah mewakili tegangan 0 volt. Contoh kelebihan sinyal digital dibanding sinyal analog adalah pada penerima televisi atau radio digital. Dengan menerapkan system digital sinyal yang dipancarkan oleh stasiun televisi atau radio akan berbentuk data-data 1 dan 0, dengan begitu pada saat proses transmisi atau pengiriman data sinyal yang berubah atau rusak akibat gangguan transmisi hampir tidak akan mengubah logika dari sinyal tersebut. Tetapi jika sinyal yang dipancarkan adalah sinyal asli yang berupa sinyal analog maka jika terjadi kerusakan sedikit saja akibat gangguan transmisi maka sinyal yang akan diterima adalah sinyal yang telah rusak tersbut.
            Pada rangkaian DAC diatas menggunakan dua buah IC Op-Amp LM741 yang sering digunakan sebagai amplifier. IC1 berfungsi sebagai penghasil sinyal analog yang terbalik dan IC2 berfungsi membalikkan kembali sinyal dari IC1.
            Aturan yang harus dipahami dari rangkaian DAC ini adalah nilai dari resistor-resistor pada bagian input op-amp. Nilai untuk resistor pada bit tinggi (R4) harus 2x dari resistor penguat (R5), kemudian untuk bit selanjutnya harus 2x dari nilai resistor pada bit yang lebih tinggi. Jadi jika rangkaian DAC menggunakan 4 bit maka pada bit satuan (bit paling rendah) nilainya harus 8x dari bit ke-4. Dari gambar diatas bit satuan diwakili oleh resistor 80 Kohm.
  
C. Karakteristik DAC

Untuk aplikasi modern hampir semua DAC berupa rangkaian terintegrasi (IC), yang diperlihatkan sebagai kotak hitam memiliki karakteristik input dan output tertentu. Dalam Gambar 3.6, kita lihat elemen penting dari DAC dengan input dan output yang diinginkan. Karakteristik yang berkaitan dapat diringkas oleh referensi dari gambar ini.
1.      Input Digital. Secara khusus, jumlah bit dalam sebuah word biner paralel disebutkan di dalam lembar spesifikasi. Biasanya, level logika TTL dipergunakan kecuali dikatakan lain.
2.      Catu Daya. Merupakan bipolar pada level ± 12 V hingga ± 18 V seperti yang dibutuhkan oleh amplifier internal.
3.      Suplai Referensi. Diperlukan untuk menentukan jangkauan tegangan output dan resolusi dari konverter. Suplai ini harus stabil, memiliki riple yang kecl. Dalam beberapa unit, diberikan referensi internal.
4.      Output. Sebuah tegangan yang merepresentasikan input digital. Tegangan ini berubah dengan step sama dengan perubahan bit input digital dengan step yang ditentukan oleh Persamaan (3-4). Output aktual dapat berupa bpolar jika konverter didesain untuk menginterpretasikan input digital negatif.
5.      Offset. Karena DAC biasanya diimplementasikan dengan op-amp, maka mungkin adanya tegangan output offset dengan sebuah input nol. Secara khusus, koneksi akan diberikan untuk mendukung pengesetan ke harga nol dari output DAC dengan input word nol.
6.      Mulai konversi. Sejunlah rangkaian DAC memberikan sebuah logika input yang mempertahankan konversi dari saat terjadinya hingga diterimanya sebuah perintah logika tertentu (1 atau 0). Dalam ini, word input digital diabaikan hingga diterimanya input logka tertentu

a.       Prinsip Kerja Digital to Analog Converter
Agar masukan berupa sinyal digital dapat diubah ke bentuk sinyal analog maka diperlukan beberapa block berupa input register, DAC dasar, tegangan acuan, pembangkit arus keluar ke bentuk tegangan.
            Prinsip kerja dari DAC merupakan kumpulan beberapa saklar yang diberi masukan paralel. Kemudian dari saklar itu akan diperoleh  keluaran analog dari bit-bit masukan yang berupa nilai 1 atau nol. Jadi tidak semua masukan akan dilanjutkan, yang dilewatkan hanya




yang dihubungkan oleh saklar saja. Sehingga dari masukan yang berupa digital yang berupa bit-bit akan dihasilkan keluaran yang berupa analog yang bernilai 1, 0 dan  -1  berupa sinusoidal.
Adapun prinsip kerja masing-masing block gambar di atas yaitu:
v  Input Register : mencuplik data berupa sinyal digital pada saat yang tepat setelah ada pengaturan input strobe dan menahan data dalam bentuk sinyal digital paralel untuk digunakan sebagai masukan pada Basic DAC.
v  Reference Voltage : sumber tegangan yang digunakan untuk mensuplai tenaga ke generator arus.
v  Basic DAC : jaringan generator arus (resistor) dan sakelar-sakelar, yang dipakai untuk membagi proporsi arus ke bobot setiap bit dikalikan nilai binernya.
v  Summing Current to Voltage Converter : penguat operasi yang digunakan untuk menjumlah arus dari semua bit dan mengkonversikan bit-bitnya ke bentuk tegangan. Offset and gain controls digabungkan untuk menyesuaikan jumlah bit berlebih pada fungsi alih tegangan yang dikehendaki.

F.     Aplikasi DAC
Beberapa Aplikasi DAC antara lain :
1.      Current Booster
Biasanya digunakan push-pull class B amplifier.



Gambar Rangkaian Current Booster

Pada rangkaian di atas arus terdorong dikarenakan impedansi output pada op-amp dibypass, dan digunakan sebagai driver untuk basis pada NPN dan PNP transistor. Kedua dioda menggantikan VBE transistor, yang basisnya dibias oleh 2 resistor off. Output pada stage booster merupakan fedback pada resistor feedback di D/A untuk melengkapi loop feedback. Impedansi output dipengaruhi oleh karakteristik output dari transistor dan resistor pada emitter. Transistor mempunyai respon frekuensi yanng tinggi yang memungkinkan rangkaian berosilasi. RC dan induktor yang terhubung seri dengan beban  dapat meredam osilasi atau bahkan menghilangkan osilasinya.

2.      Voltage Booster


 

                 Gambar Rangkaian Voltage Booster

         Pada gambar di atas R3 dan R2 digunakan untuk memastikan tegangan feedback yang menuju D/A terdapat Rf tidak akan melewati batas D/A. R3 dan R2 harus diberikan daya yang tepat khususnya untuk pemilihan R2, jika terbakar loop feedback akan memberikan tegangan bahaya ke D/A. Jika kombinasi tegangan dan daya tidak dapat seimbang, salah satu jalannya adalah dengan menghilangkan tahanan feedback loop.

G.    Jenis-jenis DAC
1.      Binary Weight Resistor







Pada DAC jenis Binary Weight Resistor, pemasangan nilai R pada input-input Do, D1, D2 adalah sebagai berikut: nilai R yang ada di D1 adalah ½ dari nilai yang ada di Do, nilai R yang ada di D2 adalah ½ dari nilai yang ada di D1( atau 1/4 dari R yang ada di D0) dan seterusnya. Pemasangan nilai R yang seperti itu adalah untuk mendapatkanVoutyang linier ( kenaikan per stepnya tetap). Rin dicaridenganmem-parallel nilai-nilairesistor yang ada Pada masing-masing input (D), bila input yang masuk lebih dari satu.
2.      R-2R Ladder
Pada DAC jenis R-2R Ladder Pemasangan nilaiResistor pada input-inputnya adalah R-2R, jadi kalau Nilai R = 10k, maka 2Rnya dipasang 20 k.Pemasangan nilai Resistor yang seperti itu adalah untuk mendapatkan Vout yang linier (kenaikan per stepnya tetap).






Rangkaian resistor dengan-bit merupakan input biner melalui kontrol  rangkaian saklar elektronik digital , yang menghasilka arus I berhubungan dengan logika 1 pada urutan yang besar/tinggi, I/2 berlevel logika 1 pada bit dibawahnya, I/22  untuk bit kecil dari awal, seterusnya I/2 N-1 untuk logika 1 pada posisi bit terendah. Total arus yg dihasilkan berbanding lansung dengan  input digital. Arus ini dpt diubah menghasilkan tegangn  input digital cara menggunakan rangkaian pengubah arus ke tegangan yaitu OP AMP. Tegangan yg dihasilkan adalah analog yg berbanding lansung degan input digital. Arus yang dihasilkan pada resisitor R adalah IN-1, pada resistor  2R adalah IN-2, pada resistor 4R adalah IN-3, dan pada akhirnya yang terendah adalah arus yang melalui 2N-1 R adalah Io

Untuk kerja dari suatu ADC bergantung pada beberapa parameter, parameter utama yang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut :
v  Kecepatan maksimum dari waktu cuplik
v  Kecepatan ADC melakukan konversi
v  Resolusi dari quantiser, misal 8 bit akan mengubah menjadi 256 tingkatan nilai.
v  Metoda kuantisasi akan mempengaruhi terhadap kekebalan noise



BAB III
PENUTUP
   A.    KESIMPULAN

Sistem digital adalah sistem yang bagian-bagiannya terdiri atas beberapa rangkaian digital, gerbang logika, dan komponen lainnya. Input dan outputnya berupa suatu tenaga/energi, dan outputnya ini merupakan fungsi pengalihan tenaga.

Sistem Bilangan atau Number System adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu: Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8), dan Hexadesimal (Basis 16).

Rangkaian ADC adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital, dalam artian sinyal yang awalnya tidak bisa ditentukan nilai numeriknya menjadi sinyal yang mempunyai sifat numerik. Sedangkan Rangkaian DAC adalah perangkat yang digunakan untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk digital menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan). Tegangan keluaran yang dihasilkan DAC sebanding dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC.
Rangkaian Pengolahan Sinyal Digital adalah rangkaian dimana proses pengolahan sinyalnya menggunakan teknik digital.

  B.     SARAN

1.      Diharapkan kepada Dosen agar mau mengarahkan mahasiswanya lebih lanjut mengenai materi makalah ini.
2.      Diharapkan kepada mahasiswa agar nantinya dapat mengambil manfaat dari makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA

Fadeli AR. 1998. Dasar-Dasar Elektronika. Fisika UGM: Yogyakarta.
http://ganielga.blogspot.com (diakses 8 Oktober 2015)
https://id.scribd.com/doc/60189838/Makalah-Sistem-Digital


Note: Only a member of this blog may post a comment.