Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diksi

DIKSI

A. Pengertian Diksi

      Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dalpat membuat seseorang tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang lain. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adlah diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata secara tepatuntuk mewakili pikiran atau perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat.

      Pendapat lain dikemukan oleh keraf (1997:24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain :
  1. Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
  2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
  3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.


      Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan temapt penggunaan kata-kata itu.

      Dengan mengemukakan hal diatas dapt kita ketahui bahwa kita memerlukan penguasaan kosa kata yang beragam agar bisa menyampaikan maksud dari setiap gagasan kta. Mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih stepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk menwakili maksud dan gagasannya. Secara popular orang mengatakan bahwa meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Oleh karena itu, kata-kata turunannya seperti penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan adalah kata yang sama artinya atau merupakan kata yang bersinonim. Mereka yang luas kosa katanya menolak anggapan itu. Karena tidak menerima anggapan itu, maka mereka akan berusaha untuk menetapkan secara cermat kata mana yang harus dipakainya dalam konteks tertentu. Sebaliknya orang yang miskin kosa katanya akan sullit menemukan kata yang tepat, karena pertama, ia tidak tahu bahwa ada kata lain yang lebih teapat, dan kedua, karena ia tidak tahu bahwa ada perbedaan antara kata-kata yang bersinonim itu. Jelaslah bahwa seorang yang luas kosa katanya dan mengetahui secara teapt batasan-batasan pengertiannya, akan mengungkapkan pula secara tepat apa yang dimaksudnya. Penggunaan kata yang tepat dalam berkomunikasi akan membuat kita lebih mudah untuk berinteraksi.

B. Fungsi Diksi
     Fungsi Diksi antara lain :
  1. Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
  2. Untuk meva[ai target konunikasi uang efektif.
  3. Melambngkan gagasan yang diekpresikan secara verbal.
  4. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, tidak resmi) sehingga menenagkan pendengar atau pembaca.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diksi

      Dalam membuat kalimat ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu penggunaan kata bahasa asing dan bahasa daerah yang sebaiknya dihidari. Berikut dijelaskan secara rinci pengaruh bahasa daerah dan bahasa asing terhadap pemilihan kata (diksi).
  1. Pengaruh Bahasa Daerah
          Bnayak kata dari bahsa daerah masuk dkedalam bahasa indonesia, memperkaya                                   pembendaharaan kata-katanya. Kata-kata seperti : heboh, becus, lumayan, mendingan,                         gembleng, cemooh, semarak, seret, awet, dan melempem semuanya berasal dari bahasa                       daerah. 

      2.Pengaruh Bahasa Asing
         
         Dalam perkembangan bahasa indonesia tidak terlepas dari pengaruh bahasa lain, bahasa                      daerah, maupun bahasa asing. Pengaruh itu disatu sisi dapat memperkaya khasanah bahaha                  indonesia, tetapi disisi ain dapat juga membantu kaidah tata bahasa idonesia sehingga                          menimbulkan ketidakefektifan kalimat.
               Salah satu yang dapat memperkaya khasanah bahasa indonesia adalah masuknya kata-kata            tertentu yang tidak terdapat dalam bahasa indonesia. Kata piker, saleh, dongkrak, kursi dan                  fakultas misalnya merupakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang sekarang tidak                  terasa sebagai kata-kata yang bearsal dari bahasa asing  (putayasa : 2010:124).

D. Ketetapan Pilihan Kata
   
     Ketetapan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa uang dipikirkan atau durasakan oleh penulis atau pembicara. Sebab itu, persoalan ketetapan pilihan kata akan menyangkut pula masalah makna kata dan kosa kata seseorang.

     Kosa kata yang kaya raya akan memungkinkan penulis atau pembicara lebih bebas meilih-milih kata yang dianggapnya tepat mewakili pikirannya. Ketetapan makna kata menuntut pula kesadaran penulis atau pembicara untuk mengetahui bagaimana hubungan antara bentuk bahasa atau kata dengan referensinya. Apakah bentuk yang dipilih sudah cukup lengkap untuk mendukung maksud penulis, atau apakah masih diperlukan penjelasan-penjelasan tambahan?. Demikian pula masalah makna kata yang tepat meminta pula perhatian penulis atau pembicara untuk tetap mengikut perkembangan waktu. Keraf (2004:87-88).

Beberapa butir perhatian dan persoalan berikut hendaknya diperhatikan setiap orang agar bisa mencapai ketetapan pilihan katanya itu :

         1. Membedakan secara cermat denotasi dari konotasi
             Dari dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkan nama                yang kan dpergunakannya untuk mencapai maksudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang                  diinginkannya, ia harus memiliki kata yang denitative, kalaua ia menghendaki reksi                              emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang dicapainya                  itu.

         2. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaan
             Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, maka akan              membawa akibat yang tidak diinginkannya, yaitu salah paham. Kata-kata yag mirip dalam                  tulisannya itu misalnya : bahwa-bawah, interferens-inferensi, karton-kartun, preposisi-                        proposisi, kkororasi-koperasi, dan sebagainya.

         3. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri 
             Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai perkembangan dalam masyarakat.                                  Perkembangan bahasa pertama-tama tampak dari pertambahan jumlah kata baru. Namun hal                itu tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. kata baru                          muncul untuk pertama kali karena dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal.              Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka kata itu lama kelamaan akan                        menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama                   dengan makna dan fungsi yang baru termsuk dalam kelompok ini.

         4. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing
             Kata-kata asing yang engandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan :
             favorable-favorit, idiom-idiomatik, progess-progesif, kultur-kultural, dan sebagainya.

         5. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan              kata khusus, kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu daripada kata umum.

E. Beberapa pedoman dalam pemilihan Diksi
     Ada beberapa pedoman yang dapat diikuti dalam pemilihan kata. Pedoman yang dimaksud adalah sebagai berikut :

     1. Pemakain kata tutur
            Kata tutur merupakan kata yang dipergunakan dalam pergaulan sehari-hari. kata tutur hanya            dapat dipergunakan dalam percakapan sesama teman dalam situasi yang tidak resmi.

    Contoh :

                  Kata tutur                          Kata Baku                                        

                     dibikin                               dibuat
                     diberitahu                          diberitahu
                     ketemuan                           bertemu
                     laki bini                             suami istri

       2. Pemakain kata bernilai rasa
                  kata yang bernilai rasa ialah kata-kata yang tepat dan sesuai digunakan untuk menyatakan             object tertentu. Kata bernilai rasa ini memiliki makna yang halus atau kasar. jika kata yang           bernilai rasa kurang tepat digunakan maka orang yang mendengar perkataan itu akan tersinggung.

    Contoh :

                  mati                 dibandingkan          hewan
                  meninggal       dibandingkan          manusia
                  gugur               dibandingkan          pahlawan

        3. Pemakaian kata bersinonim
            Kata bersinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau hampir sama. Kata-kata tersebut ada kalanya dapat dipertukarkan dan adakalanya tidak dapt dipertukarkan.

Contoh :
  • Raya, akbar, agung
  • Melihat, menyaksikan, mengawasi, mennton, memperhatikan, memandang, mengintai
  • Karyawan, buruh, pekerja, pegawai
        4. Pemakaian kata umum dan khusus

            kata umum ialah kata yang mengacu kepada hal yang umum, sedangkan kata khusus kata yang mengacu pada hal yang khusus/spesifik.

Contoh :
             
              Kata Umum                       Kata Khusus
              
              Jatuh                                  tumbang (pohon)
                                                         roboh (rumah)
                                                         longsor (tanah)
                                                         rontok (rambut)
                                                         gugur bunga (bunga/kandungan)

       5. Pemakaian kata konkret dan abstrak
          kata-kata konkret adalah kata-kata yang merujuk kepada objek yang dapat dilihat, diraba, didengar, dirasakan, atau dicium. Sebaliknya, kata-kata abstrak adalah kata-kata yang menunjuk kepada sifat, konsep atau gagasan. Dalam tulisan ;ebih mudah dipahami kata-kata konkret daripada kata-kata abstrak. Oleh karena itu, kata-kata konkret lebih baik digunakan dalam karangan.

  Contoh :
                Kata konkret                        Kata Abstrak
                  
                  Gunung berapi                     demokrasi 
                  kambing                               eksistensi
                  Ayam                                   manifestasi

      6. Pemakaian kata/istilah asing
            Kata atau istilah asing dapt dipergunakan asalkan kata atau istilah itu belum ada padanannya dalam bahasa indonesia. Kata atau istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa indonesia atau sudah diindonesiakan, kecuali kalau didasarkan atas pertimbangan bahwa istilah asing itu :

           a. lebih cocok karena kondisinya, misalnya :
               Dianalisis                            diolah
               Asimilasi                             persenyawaan
               Kritik                                   kecamatan

           b. Lebih sngkat jika dibandingkan dengan terjemahannya, misalnya :
               Kontrasepsi                         alat pencegah kehamilan
               Imunisasi                             pengebalan terhadappenyakit
               Eksekusi                              pelaksanaan hukuman

           c. Bersifat internasional, misalnya :
               Matematika                         ilmu pasti
               Fisika                                   ilmu alam
              Oksigen                                zat asam

7. Pemakaian kata-kata lugas
      kata lugas asa;ah kata yang bersahaja, apa adanya dan tidak berupa frasa yang panjang. Kata-kata lugas digunakan dalam karangan dapat membuat pernyataan yang dinyatakan itu tidak menonoton. Dalam arti lain, dengan adanya kata lugas itu akan menjadikan kalimat-kalimat yang dibangun menjadi hemat.

Contoh :
               Lugas                                     Tidak lugas 

             Setahu saya                            sepanjang pengetahuan saya
             Menilai                                   memberi penilaian
             Dijelaskan                              diberi penjelasan

8. Idiomatik
     Idiomatik adalah akata-kata gabungan yang kedua unsurnya telah bersatu sedemikian rupa sehingga salah satu unsurnya itu tidak dapat dilepaskan dalam melakukan kegiatan berbahasa. Idiomatik ialah kata-kata yang mempunyai sifat idiom, ungkapan yang bersifat idiomatis itu terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi didalam tulisan.

Contoh :
Menteri agama bertemu wakil presiden.
Menteri agama bertemu dengan wakil presiden.

Yang benar adalah bertemu dengan. Disamping itu ada beberapa kata yang berbentuk seperti itu. sehubungan dengan, berhubungan dengan, sesuai dengan, bertepatan dengan, dan sejalan dengan.
Beberapa Idiom lain yang perlu diperhatikan adalah :

            Salah                                        Benar                                                          
           terdiri atas                                terdiri dari
           oleh itu                                     oleh karena itu
           disebabkan karena                   disebabkan oleh
           membicarakan tentang            berbicara tentang
           menemui kesalahan                 menemukan kesalahan
          bertemu sama                          bertemu dengan



Note: Only a member of this blog may post a comment.