TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA
PARAGRAF
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas
membuat makalah yang diberikan Bapak Nanang Sugiarto selaku dosen
pembimbing Mata Kuliah Bahasa Indonesia
DISUSUN OLEH:
HUSNUL HIDAYAT
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb.
Segala puji
bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami semua
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan baik.
Terima kasih
kepada Pak Nanang selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas membuat
makalah kepada kami semua. Terima kasih juga kepada teman-teman yang
telah banyak membantu baik dengan tenaga maupun fikiran sehingga makalah ini
dapat tersusun dengan cepat. Dalam makalah ini mungkin banyak terdapat
kekurangan di sana sini sehingga membuat makalah ini kurang sempurna, Oleh
karena itu kritik dan saran dari bapak sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah kami ke depan. Jika terdapat kesalahan kata maupun makna dalam makalah
ini kami mohon maaf. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
wr. wb.
Banda Aceh, 20 November 2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... 1
Daftar
Isi..................................................................................................................
2
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar
Belakang..........................................................................................................
3
1.2. Rumusan
Masalah.....................................................................................................
3
1.3. Tujuan.......................................................................................................................
3
1.4. Manfaat.....................................................................................................................
3
Bab 2 Pembahasan
2.1. Pengertian
Paragraf...................................................................................................
4
2.2. Syarat Paragraf..........................................................................................................
4
2.3. Pengembangan
Paragraf............................................................................................
5
2.4. Jenis-Jenis
Paragraf...................................................................................................
6
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan...............................................................................................................
11
B. Saran......................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam proses
belajar menagajar tentu banyak sekali buku maupun artikel yang berguna untuk
pelajaran. Tapi apakah kita sudah mengenali bagaimana susunan paragraf dalam
buku maupun artikel yang telah kita pelajari tersebut?. Tentu kita tidak
menghiraukan hal itu. Jadi makalah kami ini akan membahas tentang paragraf,
syarat-syarat paragraf, cara mengembangkan paragraf dan jenis-jenis paragraf.
Sehingga pembaca bukan hanya membaca, tetapi juga tahu cara membedakan mana
paragraf yang baik maupun yang kurang baik.
Paragraf
adalah bagian dalam suatu karangan yang mengandung satu gagasan pokok atau
pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. Paragraf dapat pula diartikan
sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat.
Paragraf merupakan himpunan dari kalimat kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
1.2. Rumusan
Masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan paragraf?
1.2.2. Bagaimana syarat-syarat dalam pembuatan paragraf?
1.2.3. Bagaimanakah cara mengembangkan sebuah paragraf?
1.2.4. Bagaimana jenis-jenis paragraf?
1.3. Tujuan
Makalah ini
kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas membuat makalah.
1.4. Manfaat
Agar kita
dapat mengetahui lebih dalam apa itu paragraf, syarat-syarat membuat paragraf,
cara mengembangkan paragraf dan jenis-jenis paragraf.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Paragraf
Paragraf
atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak,
saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam
kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang
dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun
paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
2.2. Syarat Paragraf
Paragraf
yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
2.2.1. Kesatuan paragraf
Sebuah
paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya
membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf
terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti
dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.2.2. Kepaduan paragraf
Seperti
halnya kalimat efektif , dalam paragraph ini juga dikenal istilah kepaduan atau
koherensi. Kepaduan paragraf akan terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus
dan lancer serta logis. Untuk itu, cara repetisi, jasa kata ganti dan kata
sambung, serta sfrasa penghubung dapat dimanfaatkan. Selengkapnya mengenai
syarat paragraf.
2.3. Pengembangan Paragraf
Pengembangan
paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat
topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Pengembangan paragraf deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama
pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang
merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf
yang lainnya.
Selain
kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf
yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau
paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling
berbeda.
Metode pengembangan
paragraf akan
bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti
digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan
naratif.
Setelah
mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak
metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi,
disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam
penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Di dalam
mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih
berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
2.3.1. Metode Definisi
Yang
dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak
boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi
itu.
2.3.2. Metode Proses
Sebuah
paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu
proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu
sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh
dengan proses peristiwa sejarah.
2.3.3. Metode Contoh
Dalam
karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai,
lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
2.3.4. Metode Sebab-Akibat
Metode
sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu
kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang
terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai
dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya
tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat
paragrafnyaargumentatif murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata
eksposisi.
2.3.5. Metode Umum-Khusus
Metode
umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan
paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf
dengan metode ini adalah yang paling disarankan.
Pertimbangannya,
di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena
model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan
eksposisi seperti arikel dalam media massa.
2.3.5. Metode Klasifikasi
Bila kita
akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri
seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah
dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan
factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan
tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah
dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak
untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
Paragraf
memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf
yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
2.4.1. Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang
berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama
itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi
penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri
bagi sebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan
atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf
deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
2.4.1.1. Paragraf Deduktif
Adalah
paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf
,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf
(urutan umum-khusus).
Contoh
paragraf deduktif :
"Olahraga
akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik
orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat
jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah,
sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah
dan mudah terserang penyakit."
Contoh
paragraf deduktif
"Orang
yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan memanfaatkan
peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan memanfaatkan
peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi Universitas
Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon keliling
yang memberikan pelayanan “door to door”.
2.4.1.2. Paragraf Induktif
Bila kalimat
pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu
paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan
pokok pembicaraan.
Contohnya:
"Pak
Sopian memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga
memiliki kebun kakao seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah
memiliki kebun kakao yangt lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar.
Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen kakao. Seperti mereka,
dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun
kakao. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan
Desa Kakao.
Contoh
paragraf induktif
"Yang
menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu
sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak
pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di
sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih
mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut
serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus menggalakan
supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan
membersihkan selokan di sekitarnya”.
2.4.1.3. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat
pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf
deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau
menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
"
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah,
dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang
murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung
beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah.
Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah
dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."
2.4.1.4. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh
kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat
yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi
akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian
bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh
paragraf penuh kalimat topik :
"Pagi
hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk
dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar
sepuas-puasku."
2.4.2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah
paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan
korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi
paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan
menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
2.4.2.1. Paragraf Persuasif
Adalah isi
paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan
Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai
dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf
naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh : “Marilah kita membuang
sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari
penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak pada
tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing
untuk membuang sampah pada tempatnya.
2.4.2.2. Paragraf argumentasi
Adalah isi
paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys
Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk
memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan
kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan
mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009
– 20010.”
2.4.2.3. Paragraf naratif
Adalah isi
paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh : “ Pada game pertama, Kido
yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat Chai/Liu
hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih
berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”
2.4.2.4. Paragraf deskritif
Adalah
paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan
desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink
elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan
bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang
dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses
mencuci”.
2.4.2.5. Paragraf eksposisi
Adalah
paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir
3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA
II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah
Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti
penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP
dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden,
Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.
2.4.3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut
fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
2.4.3.1. Paragraf Pembuka
Bertujuan
mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan.Sebagai bagian awal
sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
· menghantar pokok pembicaraan
· menarik minat pembaca
· menyiapkan atau menata pikiran untuk
mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah
memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka
memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka
harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk
berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
· Kutipan, peribahasa, anekdot
· Pentingnya pokok pembicaraan
· Pendapat atau pernyataan seseorang
· Uraian tentang pengalaman pribadi
· Uraian mengenai maksud dan tujuan
penulisan
· Sebuah pertanyaan.
2.4.3.2. Paragraf Pengembang
Bertujuan
mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan
dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
· Mengemukakan inti persoalan
· Memberikan ilustrasi
· Menjelaskan hal yang akan diuraikan
pada paragraf berikutnya
· Meringkas paragraf sebelumnya
· Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
2.4.3.3. Paragraf Penutup
Paragraf ini
berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini
sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat
paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus
memperhatikan hal sebagai berikut:
· sebagai bagian penutup,paragraf ini
tidak boleh terlslu psnjsng
· isi paragraf harus berisi simpulan
sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
· sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat menimbulkan
kesan yang medalam bagi pembacanya.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf atau alinea adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal). Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari
satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Paragraf yang efektif harus memenuhi
dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
Pengembangan paragraf sangat
berkaitan erat dengan posisi kalimat
topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi
paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang,
atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling
berbeda.
Metode pengembangan
paragraf akan
bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive,
argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti
digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan
naratif.
Setelah mempertimbangkan factor
tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang
dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf
yang terdapat di dalam buku-buku komposisi, disini diangkat enam metode yang
umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang
dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode
umum khusus, dan metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam
metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai
dengan keperluan mengarang si penulisnya.
Paragraf memiliki banyak ragamnya.
Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan
kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut
sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
B. Saran
Jadi, untuk membuat karangan,
cerita, maupun informasi-informasi yang penting perlu menggunakan paragraf yang
baik, dan disampaikan secara runtun yaitu dengan menggunakan kalimat-kalimat
yang saling berhubungan. Sehingga apa yang ingin kita sampaikan bisa dimengerti
oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.
2. Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan
Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung : CV Yrama Widya.
3. Herman J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan
Pengajaran. Yogyakarta : Hanindita.
4. Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi
Puisi. Jakarta : PT Erlangga
5. Wiyanto, Asul. 2001. Diskusi. Jakarta : PT Grasindo.
6. Wiyanto, Asul. 2001. Terampil Pidato. Jakarta
: PT Grasindo.
7. Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia.
Jakarta. Universitas Gunadarma
8. Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik
Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Graha Media.
9. Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf.
Grasindo.
10. Budiharso, Teguh.
2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.
11. Indriaty, Etty. 2008. Menulis
Karya Ilmiah . Gramedia Pustaka Utama.
12. Wuryanto, R.
2010. Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Paung Bona
Jaya.
13. Muda, Ahmad A.K.
2008. Kamus Saku Bahasa Indonesia Idx Ed.terbaru. Tititk Terang.
11
|
|
Emoticon
Note: Only a member of this blog may post a comment.